Sekalipun orangtua adalah pengusaha sukses, belum tentu anaknya akan
menjadi pengusaha sukses juga. Banyak faktor untuk menjadi sukses
mengikuti jejak orangtua, antara lain pendidikan, finansial, dan
interaksi sang anak terhadap stimulans dari luar.
"Ada satu faktor lagi, yaitu faktor timing," kata Harjanto Halim, pemilik PT Ulam Tiba Halim, produsen minuman serbuk Marimas.
Menurut
penuturan Harjanto, ketika minuman serbuk Marimas diluncurkan pertama
kali pada akhir tahun 1994, pasaran minuman sejenis masih memiliki
peluang besar untuk tampilnya minuman serbuk baru.
Harjanto
mengakui, istri juga mempunyai pengaruh cukup besar atas keberhasilan
karier suami. "Saya senang, selama ini istri saya mendukung. Apa pun
yang saya lakukan dalam usaha, dia mendukung. Bahkan, kemudian dia juga
percaya dan mau susah. Pernah saya dibelikan rumah gedung besar oleh
ayahnya sewaktu kami baru menikah, tetapi saya merasa tidak nyaman
karena penghasilan saya waktu itu belum klop dengan rumah itu. Akhirnya
rumah tersebut saya jual untuk kemudian saya belikan rumah lebih
sederhana. Setelah itu saya bisa bekerja lebih tenang, dan istri saya
mendukung keputusan itu," ungkap suami dari Lisa Ambarwati Dharmawan
ini.
Sebelum berhasil dengan Marimas, Harjanto pernah jatuh
bangun dengan macam-macam produk. Antara lain, dia pernah membuat
minuman serbuk campuran susu-telur-madu-jahe, tetapi hanya bertahan
sekitar satu tahun saja.
"Memang paling berat adalah saat
menghadapi kegagalan. Untungnya waktu itu orangtua dan kakak-kakak saya
cukup mendukung. Mereka mengatakan gagal tidak masalah dan mereka
menganjurkan saya untuk mencoba lagi saja," ungkap anak kelima dari
delapan anak pasangan Liem Liang Peng-So Sioe Dwan itu.
"Ayah
tidak marah ketika saya mengalami kegagalan. Sebaliknya, Ayah memberi
semangat untuk terus berusaha. Ayah mengatakan, belum tentu orang yang
kelihatannya berhasil itu betul-betul berhasil karena mungkin saja
utangnya banyak. Kata Ayah, ’Hao kan bu hao ce’, pepatah Mandarin yang
artinya ’indah dipandang dari luar, tetapi tidak enak sebenarnya’.
Memang pada saat mengalami kegagalan siapa yang mendampingi kita juga
menentukan, bukan diri kita saja," tutur Harjanto.
Dalam
berbisnis, dia tidak mengandalkan kredit bank ketika dia memulai
usahanya. Modal pertama berasal dari pemberian sang ayah. Ketika
usahanya gagal dan modal ludes, dia tidak cari pinjaman bank, apalagi
minta lagi modal dari orangtuanya.
Dia bekerja sebagai agen
minuman mineral dan aneka snack dengan modal nama ayahnya yang sudah
dikenal di kalangan pengusaha. Keuntungan dari usaha agen ini dia
kumpulkan untuk modal usaha lagi, ditambah pinjaman modal tanpa bunga
dari teman-teman.
"Asal punya jaringan cukup dan kepribadian
yang bagus, teman-teman pasti mau bantu. Reputasi dan nama baik itu
penting sekali," katanya menandaskan.
Ketika menjadi agen
minuman mineral, dia sering terjun ke pasar-pasar di Jawa Tengah. Dari
hasil komunikasi dengan pedagang di pasar dan didukung pengamatannya
sendiri, dia melihat peluang pada pangsa minuman serbuk.
Saat
itu di pasaran banyak beredar minuman serbuk panas, seperti jahe dan
bandrek, dengan pelbagai merek. Sedangkan minuman serbuk yang dingin
pada waktu itu hanya ada satu merek dan harganya relatif mahal sehingga
hanya beredar di toko besar dan swalayan.
"Dari situ timbul ide
membuat minuman serbuk dingin dengan harga terjangkau banyak orang,"
ungkap Harjanto yang segera mencoba mewujudkan idenya dengan serentetan
percobaan.
"Percobaannya sederhana dengan peralatan yang juga
sederhana. Untuk mendapat rasa yang cocok, saya cicipi sendiri, juga
istri ikut mencicipi," ungkap lulusan teknologi pangan University of
California, Davis, Amerika Serikat, tahun 1990 ini.
Marimas
diluncurkan akhir tahun 1994. Namanya sederhana, tetapi persuasif.
Produk pertama 500.000 kantong (sachet) yang dia sebarkan langsung ke
pasar-pasar di Jawa Tengah. Pengalamannya sekitar empat tahun sebagai
agen minuman mineral dan aneka snack banyak membantu dirinya dalam
memasarkan produknya itu.
Pada awal pemasaran Marimas, dia tidak
menggunakan iklan di media cetak maupun elektronik untuk promosi,
melainkan hanya melalui pengeras suara di pasar yang dia kunjungi.
"Waktu itu promosi yang saya lakukan konvensional dan distribusinya
juga konvensional, yaitu dengan menitipkan produk saya kepada
orang-orang yang saya kenal," tutur Harjanto yang kini menggunakan
manajemen modern dengan merekrut tenaga profesional dan karyawannya
dari 20 orang meningkat menjadi 300 orang.
Sekarang produksi
Marimas mencapai 10 juta kantong per bulan. Omzet yang pada awal usaha
sekitar Rp 100 juta sekarang Rp 2 miliar-Rp 3 miliar per bulan.
"Saya
melihat prospek minuman serbuk masih cukup bagus. Memang mungkin nanti
akan bersaing dengan minuman lain yang siap saji dalam bentuk botol.
Tetapi, produk saya tetap lebih praktis, bisa dikantongi, dan untuk
sajian di kantor-kantor tidak makan tempat," kata Harjanto.
DALAM
kesibukannya mengelola Marimas, Haryanto masih menyediakan waktu untuk
menjadi dosen paruh waktu teknologi pangan di Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang. Lelaki yang gemar olahraga renang dan membaca
buku filsafat ini juga aktif sebagai Ketua Paguyuban Kopi Semawis
(Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), yang bertujuan antara
lain menggali potensi ekonomi dan pariwisata di kawasan pecinan
Semarang. (*/Kompas)
*langsung ku copas full dah dari webnya ciputraentreprenuership, klo ingin cerita-cerita inspiratif dan pengalaman gagal orang-orang sukses sangat dianjurkan buat lihat web ini, succez sobat :D
Archive for November 2011
KISAH MARIMAS
soundtrack AYO INDONESIA BISA sea-games 2011
Ayo Indonesia Bisa
aku ingin kamu bisa
menghadapi segalanya
memang berat dan tak mudah
tapi kami akan selalu ada
ayo ayo ayo indonesia bisa
ayo ayo ayo bangkit bersatulah
ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu
ayo ayo ayo lepaskan bebanmu
ayo ayo ayo kejarlah mimpimu
ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu
jangan takut jangan ragu maju terus pantang mundur
memang berat dan tak mudah
tapi kami akan selalu ada
ayo ayo ayo indonesia bisa
ayo ayo ayo bangkit bersatulah
ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu
ayo ayo ayo indonesia bisa
ayo ayo ayo bangkit bersatulah
ayo ayo ayo kami di sini tuk mendukungmu
MAJU TERUS GARUDA MUDA, jadi Peraih Medali Emas Football
yang mo download lagunya cari aja di 4shared klo bingung pake kata apa ntar ketik aja ayo indonesia bisa ntarpasti keluar banyak soundtrack sea games ini. Di balik kata-katanya dan sering kita denger (klo kita punya tv, klo g punya ya lain ceritanya,hehe..) pasti akan memberikan sugesti tak langsung pada orang-orang indonesia untuk BISA. Klo g percaya liat deh nasi bisa membaca, ntar pasti percaya klo lagu ini merupakan salah satu sumber kekuatan bangsa indonesia.
lyric from : cookies
pict from : toys
akhirnya...
Ternyata klo udah lama g bersih-bersih blog, koment spam dan promosi pasti bejibun, ah capek dach buat hapusin, biarin aja lah, ayo sapa lagi yang mau nyepam, hehehe...
Buat sobat-sobatku tercinta, maafkan aku yang bukan bermaksud tak sudi berkunjung ke rumah dan blog kalian tapi berhubung karena jarang bermain di dunia si maya maka ya jarang bisa menimba ilmu pengetahuan dari sobat blogger semua, maafkan aku sob, makasih atas support kalian selama ini, (kayak mo pisahan aje..)
Aku tercenung melihat PR dan Alexaku, oh kasihan kalian... tapi yang paling kasihan melihat blogku yang ternyata penuh coretan anak-anak kecil, perlu di cat ulang kayaknya...
Mo posting copian ternyata g bisa dicopy dari pdf, maklum di warnet sob, yah lain kali dah :D
Cee uuuu sob, i alwayz miss u ^_^